Kurikulum Merdeka Membangun Karakter dan Kreatifitas Siswa

Kurikulum Merdeka merupakan sebuah pendekatan pendidikan yang memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa. Dengan dasar prinsip pembelajaran yang berorientasi pada siswa, kurikulum ini mengedepankan pengalaman belajar yang lebih kontekstual dan relevan. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang lebih terfokus pada penguasaan konten, Kurikulum Merdeka mengajak siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Implementasi Kurikulum Merdeka memainkan peran vital dalam membentuk generasi penerus bangsa. Kurikulum ini bertujuan mengembangkan kapasitas siswa dalam berpikir kritis, kreatif, dan inovatif (Deria et al., 2023). Para siswa dibimbing untuk mengasah kemampuan dalam mengatasi berbagai permasalahan sambil menciptakan karya-karya yang autentik. Pengembangan karakter positif menjadi fokus utama agar siswa dapat berkembang jadi anak yang berkualitas dan memberi pengaruh nyata untuk kemajuan bangsa. Melalui pendekatan ini, siswa diharapkan memiliki fondasi kreativitas dan karakter yang kokoh untuk menghadapi tantangan masa depan dengan penuh keyakinan (Erlistiana et al., 2022). Dengan demikian, Kurikulum Merdeka menjadi instrumen penting dalam membentuk kreativitas dan karakter generasi muda Indonesia (Muliardi, 2023).

Pembentukan karakter merupakan aspek fundamental dalam Kurikulum Merdeka. Program ini menekankan penanaman berbagai nilai esensial seperti sikap disiplin, rasa tanggung jawab, semangat kolaborasi, dan kepekaan empati. Implementasinya diwujudkan melalui beragam aktivitas, termasuk inisiatif proyek sosial dan program ekstrakurikuler, yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan nilai-nilai tersebut secara langsung. Sebagai contoh, program bakti sosial berfungsi ganda – tidak sekadar memupuk kepedulian sosial, tetapi juga melatih kemampuan berkolaborasi dalam tim dan menanamkan pemahaman akan pentingnya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Kurikulum Merdeka memberi penekanan khusus pada pengembangan daya kreativitas peserta didik. Seperti pendekatan pembelajaran inovatif seperti pembelajaran berbasis proyek, siswa memperoleh keleluasaan untuk mengeksplorasi dan menciptakan inovasi. Paradigma pembelajaran tidak lagi terpaku pada penyerapan informasi secara pasif, melainkan mendorong siswa untuk aktif merumuskan solusi kreatif dalam menghadapi berbagai tantangan. Sistem pembelajaran yang memberikan kebebasan berekspresi ini memungkinkan siswa mengembangkan gagasan-gagasan orisinal, baik dalam bentuk karya seni maupun proyek penelitian yang sesuai dengan minat mereka.

penulisan ini mejelaskan kurikulum merdeka dalam membangun karakter dan kreatifitas siswa. penulisan ini menjelaskan terkait konsep membangun kreaifitas siswa dalam kurikulum merdeka dan kurikulum merdeka membangun karakter kemandirian, disiplin, tanggunga jawab dan tolong menolong dengan pembelajaran yang fleksibel.

Dalam konteks pendidikan, penting untuk memahami distingsi antara kreativitas dan keterampilan berpikir kreatif. Kreativitas merujuk pada kapasitas seseorang dalam menciptakan Ide dan Konsep baru yang mempunyai nilai & originalitas (Setyosari & Sa’dijah, 2018). Di sisi lain, keterampilan berpikir kreatif merupakan proses kognitif yang melibatkan pengembangan ide (Deria et al., 2023), kemampuan menganalisis dan mengevaluasi berbagai alternatif solusi dari beragam perspektif, (Cansu Yildiz & Yildiz, 2021) serta mengaplikasikan gagasan tersebut ke dalam tindakan konkret. Manifestasi kreativitas siswa dapat diamati mulai dari kemampuan siswa yang menghasilkan ide inovatif, membangun konsep original, dan menghasilkan penyelesaian baru dalam pemecahan permasalahan. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif tercermin dalam Kemampuan siswa mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data relevan, membangun hipotesis , serta menguji dan mengimplementasikan solusi dalam konteks praktis.

Dalam pengembangan kreatifitas, kreatif adalah aspek penting Pada meningkatkan kreativitas siswa, yang memungkinkan mereka mengaktualisasikan ide-ide aksi menjadi konkret yang bernilai. Peran guru sebagai fasilitator sangat penting dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif dan kreativitas siswa (Wulandari et al., 2019). hal ini, membantu siswa mengatasi permasalahan, menghadapi berbagai kendala, dan menyesuaikan diri dengan dinamika masa mendatang (Ahmad Munif Nugroho et al, 2019). Di era yang terus berkembang dan kompleks seperti sekarang, dunia kerja sangat membutuhkan individu yang memiliki kreativitas dan kemampuan berpikir kreatif (Asriani Alimuddin et al., 2023). Untuk itu, penting bagi pendidik untuk membangun suasana pembelajaran yang merangsang pemikiran kreatif dan mendorong munculnya gagasan-gagasan baru dari siswa. Memberikan tugas-tugas yang Menantang serta memberi ruang bagi peserta didik untuk mencari beragam solusi adalah suatu strategi yang dapat dilakukan (Hasruddin Hasruddin, Fauziyah Harahap, 2019).

Sebagai inovasi dalam dunia pendidikan, Kurikulum Merdeka hadir dengan konsep yang memberikan keleluasaan dan kemandirian lebih luas kepada institusi pendidikan untuk menyusun kurikulum yang selaras dengan ciri khas dan kebutuhan siswa mereka. Rancangan kurikulum ini tidak hanya fokus pada peningkatan aspek pengetahuan, namun juga pembentukan kepribadian yang tangguh dan sesuai dengan kebutuhan zaman saat ini. Implementasi Kurikulum Merdeka bertujuan untuk menciptakan generasi yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki berbagai kualitas pribadi yang baik, mencakup kemandirian, daya cipta, kemampuan berpikir kritis, serta jiwa gotong royong.

Evaluasi hasil PISA mendorong Mendikbud untuk menginisiasi Kurikulum Merdeka yang bertujuan membentuk peserta didik dengan kepribadian yang mandiri, memiliki pemikiran kritis, santun, berbudaya, dan berakhlak baik. Dalam implementasi konsep Merdeka Belajar, para guru dituntut untuk mengambil peran yang lebih dinamis sebagai guru penggerak. Paradigma pembelajaran pun mengalami transformasi, di mana proses belajar tidak lagi terbatas pada ruang kelas konvensional, melainkan guru penggerak kini menerapkan metode pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan di luar kelas sebagai inovasi pengajaran. Melalui pendekatan ini, diharapkan peserta didik dapat lebih proaktif dalam mengeksplorasi dan menyerap pengetahuan baru (Sugiharto, F.B, Rozhana K.M, 2023).

Peran aktif Orangtua adalah hal yang utama dalam pembentukan karakter disiplin siswa, dimana penerapannya perlu dilakukan secara konsisten dalam aktivitas sehari-hari. Selain itu, terciptanya suasana belajar yang mendukung akan membantu perkembangan karakter siswa sejak masa awal pendidikan. Proses pembentukan karakter ini memiliki nilai yang sangat fundamental, karena tidak hanya membentuk budi pekerti dan sikap saling membantu antar siswa, tetapi juga memberikan bekal penting bagi keberlanjutan pendidikan mereka di tingkat selanjutnya.

Pelaksanaan belajar mengajar didalam kelas peserta didik di minta pembelajaran berlangsung secara kelompok untuk mengerjakan tugas yang telah di berikan oleh guru, dalam proses berkelompok peserta didik di kerapkan membangun karakter kemandirian & tanggung jawan dengan cara saling bekerjasama sesama teman kelompoknya. Setelah menyelesaikan tugas, peserta didik di minta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan melakukan tanya jawab bersama guru untuk membahas mater pembelajaran yang telah di kerjakan.

Para siswa saling peduli, saling membantu, dan selalu rendah hati. Dengan memperkuat karakter mandiri siswa, maka siswa akan menjadi mandiri dan bertanggung jawab terhadap keputusannya sendiri. Selain itu, mereka dapat menjadi teladan dan panutan bagi siswa lainnya dalam berbagai kegiatan di sekolah dan siswa belajar  untuk bertanggung jawab terhadap keputusan mereka sendiri dan keputusan yang mereka buat (Sugiharto et al., 2024).

Dalam membangun karakter siswa tidak hanya dapat di lakukan dalam kelas namun juga dapat di lakukan di luar kelas maupun di rumah dengan pengawasan dari orang tua yang bisa membantu untuk memantau perkembangan siswa pada saat di linkungan rumah. Kurikulum merdeka mendorong siswa untuk belajar secara fleksibel dan menyenangkan sehinga siswa dapat membangun karater kemandirian, tanggunga jawab,tolong menolong, dan kedisplinan mereka, tentunya dengan keterlibatan guru dalam membangun dan membawa kelas dengan baik, serta mimbingan orang tua ketika di rumah. 

Kesimpulan 

Kurikulum Merdeka merupakan sebuah inovasi dalam dunia pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk membentuk siswa menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan kreativitas yang tinggi. Kurikulum ini memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih relevan dan bermakna bagi siswa, sehingga dapat mendorong tumbuhnya karakter dan kreativitas siswa secara optimal. Dengan memberikan fleksibilitas kepada sekolah, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Penulis : Andi Aprilia Saputri (Mahasiswa Prodi PGMI IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA)

 

 

Referensi:

Ahmad Munif Nugroho et al. (2019). “KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT PADA PEMBELAJARAN TPACK,.” PRISMA, PROSIDING SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA, 2, 40–45.

Asriani Alimuddin et al. (2023). “TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN: MEMBANTU SISWA BERADAPTASI DENGAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0,.” Journal on Education, 5(4), 11777–11790.

Cansu Yildiz, & Yildiz, T. G. (2021). “EXPLORING The RELATIONSHIP BETWEEN CREATIVE THINKING And SCIENTIFIC PROCESS SKILLS OF PRESCHOOL CHILDREN,.” THINKING SKILLS And CREATIVITY 39.

Deria, Alda, Fadilah, M., Nisa, I. K., Fortuna, A., Fajriansyah, B., Salsabila, P., Mardiansyah, R., Alika, F. A., Lismita, L., Creative, U., & Junita. (2023). “peluang dan tantangan implementasi merdeka belajar kampus merdeka pada prodi kedokteran gigi,.” PROSIDING UNIVERSITY RESEARCH COLLOQUIUM, 21(1), 267–273.

Erlistiana, Devi, Nawangsih, N., Aziz, F. A., Yulianti, S., & Setiawan., F. (2022). Penerapan Kurikulum Dalam Menghadapi Perkembangan Zaman Di Jawa Tengah. Al-Fahim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(1), 1–15.

Hasruddin Hasruddin, Fauziyah Harahap, M. M. (2019). , “Contextual Inquiry Model to Improve Students’ Science Process Skill on Microbiology Lesson,”. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 25(1), 8–15.

Muliardi, M. (2023). mengembangkan kreativitas dan karakter bangsa melalui kurikulum merdeka di madrasah. Takuana: Jurnal Pendidikan, Sains, Dan Humaniora, 2(1), 1–12. https://doi.org/10.56113/takuana.v2i1.68

Setyosari, A. R. A. P., & Sa’dijah, C. (2018). “IMPLEMENTASI STRATEGI OUTDOOR LEARNING VARIASI OUTBOUND UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR,.” Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 3(4), 453–459.

Sugiharto, F. B., Widodo, W., Rozhana, K. M., & Mollu, P. B. (2024). Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Pengembangan Karakter Siswa Di Tingkat Sekolah Dasar. Inteligensi : Jurnal Ilmu Pendidikan, 6(2), 95–102. https://doi.org/10.33366/ilg.v6i2.5033

Wulandari, F. A., Mawardi, M., & Wardani, K. W. (2019). “PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS 5 MENGGUNAKAN MODEL MIND MAPPING,.” JURNAL ILMIAH SEKOLAH DASAR, 3(1), 10–16.

Tinggalkan Balasan