Sesungguhnya kehidupan manusia tidak terlepas dari dua hal, yakni masalah dan persoalan. Bukan kehidupan namanya, jika tidak dilalui dengan adanya masalah dan persoalan. Keduanya merupakan teman setia yang senantiasa mendampingi kehidupan manusia di dunia. Masalah dan persoalan selalu menghampiri manusia dan datang silih berganti, tidak peduli apapun kedudukan dan stasus sosial yang disandang.
Masalah dan persoalan yang mengaja dihadirkan oleh Allah kepada hambanya, hanya semata-mata menguji keimanan seseorang. Masalah dan persoalan dalam kehidupan manusia akan menjadi alat ukur paling efektif yang didesain oleh Allah untuk mengetahui mana hamba yang benar-benar beriman atau yang berpura-pura beriman. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 214, Allah berfirman yang artinya “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Q.S Al-Baqarah: 214).
Dari kutiapan ayat diatas dapat kita pahami bahwa tidak akan pernah ada kehidupan yang terlepas dari masalah dan persoalan. Karena, semua itu adalah merupakan ketetapan Allah yang mau tak mau harus kita terima dengan lapang dada. Masalah dan persoalan dihadirkan oleh Allah kepada hambanya pada hakekatnya untuk menaikkan derajat dari hamba tersebut, tinggal bagaimana seorang hamba itu menyikapinya.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan apabila masalah persoalan menghampiri kita, diantaranya pertama. pandanglah dengan kejernihan pikiran dan bersikap ridhalah terhadap masalah yang ada. Setiap apa yang terjadi pada kita, itu merupakan takdir yang diberikan Allah kepada kita. Sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, bahwa sesungguh Rasulullah bersabda sesungguhnya Allah telah mencatat takdir setiap makhluk ciptaan-Nya 50.000 tahun lebih sebelum diciptkan langit dan bumi. (H.R Imam Muslim).
Kedua, hadapi masalah dan persoalan hidup dengan penuh kesabaran. Disaat beban masalah menghimpit kita, sabar bisa dijadikan perisai untuk menghadapinya. Sabar akan mengontrol tindakan-tindakan yang tidak pantas untuk dikerjakan.sebagaimana nasihat Rasulullah, “dan barang siapa diuji dengan beban masalah dan persoalan kehidupan kemudian ia besabar, diberikan nikmat oleh Allah…”(H.R Imam Baihaqi)
Ketiga, bersyukur dalam setiap keadaan yang terjadi kepada kita. Yakinlah, seberat masalah dan persolan yang kita hadapi pasti dalam jalan keluarnya. Allah berfirman dalam hadits qudsi yang artinya “apabila telah aku bebankan kemalangan kepada salah seorang hamba-Ku, pada badanya, harta kekayaannya ataupun anak dan keluarganya, kemudian ia tetap menerimanya dengan penuh kerelaan dan kesabaran yang sempurna, maka Aku merasa enggan untuk menegakkan timbangan baginya pada hari kiamat atau membukakan buku catatan alamnya. (HR. Al-Qudha’i, Dhailami dan imam Ath thirmidzi).
Keempat, evaluasi diri. Tidak jarang masalah dan persoalan yang menghimpit kita adalah buah dari perbuatan diri kita sendiri. Adakah perbuatan-perbuatan atau kesalahan-kesalahan yang mengundang murkanya Allah. Dengan mengevaluasi diri maka kita akan menemukan akar dari masalah dan persoalan yang kita hadapi. Kelima, tetaplah bersikap tegar dan jangan putus asa. Yakinlah bahwa semua masalah dan persoalan ada solusinya. Sebagai mana firma Allah “maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (Q.S Asy-Syarh:5-6).
Namun banyak yang menanggapi sebuah masalah atau persoalan dengan berputus asa, padahal tidak ada masalah sebesar apapun yang tidak bisa terselesaikan dengan menghadirkan kekuatan Allah. Padahal Allah yang memberikan beban masalah dan Allah juga yang memberikan jalan keluarnya. Sebagai Allah berfirman “Sesungguhnya Allah tidak akan memikulkan beban kepada seseorang melainkan hanya sekedar apa yang telah Allah berikan kepadanya. Allah akan memberikan kelapangan sesuadah kesempitan”. Dalam ayat ini sudah jelas, Allah akan memberikan beban tetapi juga Allah yang akan memberikan kemudahan dalam menyelesaikannya. Namun, terkadang manusia menghadirkan kekuatan Allah pada pilihan terakhir, pilihan dimana tidak lagi ada tempat mengadu dan meminta pertolongan.
Jadikanlah Allah prioritas dalam menentukan setiap langkah kita dalam kehidupan ini. Karena semua ini milik Allah, maka sudah sepantasnya Allah menjadi prioritas utama dalam keseharian kita. Untuk menghadirkan kekuatan Allah salah satunya dengan doa. Biasakanlah diri untuk berdoa dan meminta kepada Allah, kemudian bertawakal. Berdoa terus dan diulang-ulang, insya Allah akan dikabulkan.
Doa merupakan sarana komunikasi seorang hamba dengan Tuhannya. Pada saat berdoa itulah terjadi dialog yang sangat mersa antara hamba dan penciptanya. Jika ibadah adalah tindakan merendahkan diri dan tunduk patuh terhadap semua perintah dan larangan-Nya, maka doa adalah penanaman rasa fakir seorang hamba kepada sang penciptanya.
Doa adalah senjata yang paling ampuh dalam menyelesaikan sebuah masalah. doa adalah salah satu kunci kesuksesan dalam menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah bersabda “tidak ada yang mengubah takdir kecuali doa”. Ibnu Umar berkata bahwasannya Rasulullah telah bersabda “doa akan bermanfaat, baik terhadap bencana yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Karenanya, wahai para hamba Allah hendaknya kalian berdoa.” (H.R Tirmidzi dan Al Hakim).
Doa merupakan obat yang paling mujarab untuk menyelesaisakan semua masalah dan persoalan serta musuh bagi bala’, melawanya, mencegahnya, menghilangkanya bahkan meringankannya. Ada tiga tingkatan antara doa dan bala’ yaitu; doa lebih kuat dari pada bala’, doa lebih lemah dari pada bala’ sehingga kalah oleh bala’. Seseorang akan ditimpa oleh bala’ tersebut, namun terkadang doa dapat meringankannya bahwa menghilangkannya.
Imam Al Ghazali mengatakan “ketahuilah bahwa diantara ketentuan Allah adalah menjadikan doa sebagai amalan yang dapat menolak bala’ (musibah). Jadi doa merupakan amalan yag dapat menolak bala’ dan menarik rahmat Allah, sebagaimana perisai merupakan sebab untuk menolak anak panah dan air merupakan sebab tumbuhnya tanaman dari tanah. Seperti halnya perisai dan anak panah, keduanya saling beradu. Demikian pula doa dan bala’ keduanya saling bertarung, siapa yang paling kuat diantara keduanya.”
Untuk itu jangan meragukan akan kekuatan doa, bala’ bisa ditolak dengan doa apalagi masalah-masalah dalam kehidupan ini. Adapun hal-hal yang menopang terkabulnya sebuah doa diantaranya adalah pertama, menjaga kedekatan kepada Allah dengan cara selalu berdzikir atau mengingatnya dalam setiap aktifitas kita. Kedua. Menjauhi makanan yang haram.Diriwayatkan oleh Sa’ad bin Abi Waqqosh pernah bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah doakan aku agar-doa-doaku di dengar dan dikabulkan oleh Allah, maka Rasulullah berkata kepadanya, wahai Sa’ad perbaikilah makananmu, maka doamu akan dikabulkan oleh Allah. (HR. Imam Muslim).
Ketiga, menjauhi kemaksiatan. Segala bentuk kemaksiatan selain akan menghalangi kedekatan seorang hamba kepada sang penciptanya, juga menjadi terhijabnya doa-doa yang telah dipanjatkan. Rasulullah bersabda “tidak bertambah umur kecuali kebaikan dan tidak dapat menolak takdir kecuali doa. Sesungguhnya seseorang dapat terhalangi rezekinya karena doa yang telah diperbuatnya. (HR Imam Ahmad).
Untuk itu, jangan berputus asa dalam menyelesaikan masalah dan persoalan yang kita hadapi. Libatkan Allah dalam menyelesaikan masalah dan persoalan kita, jangan jadikan Allah sebagai alternatif terakhir dalam menyelesaikan masalah dan persoalan yang kita hadapi. Jadikan Allah sebagai prioritas dalam setiap aktifiatas kita maupun dalam menyelesaikan masalah dan persoalan. Tidak ada yang tidak mungkin apabila Allah sudah berkehendak. Wallahu’alam bish-shawab.
By Didik Efendi