Prinsip Merdeka Belajar dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah program terbaru dari Kemendikbud yang sedang disosialisasikan ke sekolah-sekolah. Kurikulum ini masih belum menjadi kurikulum nasional, kurikulum ini seperti versi upgraded-nya Kurikulum Darurat.Fakta menariknya, sudah mencapai 300 ribu sekolah di Indonesia yang memakai kurikulum iniBahkan Kemendikbud sudah menjadikan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum Nasional sejak di tahun 2024. Kurikulum merdeka diluncurkan pada saat pandemi COVID-19, pemerintah mengeluarkan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum Merdeka. Kenapa demikian, karena survei PISA mengatakan bahwa 70% anak Indonesia yang umurnya 15 tahun masih susah untuk memahami bacaan yang mudah atau matematika dasar. Lebih mengagetkan bahwa sudah 10-15 tahun nilai survei tidak bertambah hanya menetap seperti itu. Pada website Kemendikbud mengatakan bahwa ternyata mutu pendidikan di setiap daerah beda-beda. Apalagi yang ekonominya beda-beda, semakin kelihatan bedanya. Datangnya pandemi COVID ini sangat membuat aktivitas-aktivitas semakin sulit.Maka dari itu Kemendikbud membuat kurikulum yang lebih fleksibelyaitu kurikulum merdeka. Setelah beberapa sekolah memakai kutikulum ini, ternyata lumayan efektif, akhirnyaKemendikbud membuat perubahan yang lebih besar dan menyeluruh. Pada tahun 2022 mulai menyebarkan informasi tentang Kurikulum Merdeka ini. Sekolah-sekolah boleh daftar jika ingin memakai kurikulum ini. Adapun 140 ribu sekolah yang sukarela ingin memakai kurikulum merdeka. Dan sekarang sudah tambah menjadi 300 ribu sekolah yang memakai kurikulum ini.

Merdeka belajar menjadi landasan utama di dunia pendidikan Indonesia. Program ini telah memasuki 26 episode sejak diluncurkan pada tahun 2020. Kebijakan ini menekankan pada pendidikan yang berpusat pada anak, penguatan karakter, serta pemanfaatan teknologi untuk memperluas akses pendidikan terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. (Nadiem, 2024) menyoroti pentingnya kolaborasi antara Kementerian, Pemerintah daerah, guru, dan orang tua dalam menjaga kualitas pendidikan dimasa pandemi. Pada zaman sekarang, pendidikan seharusnya tidak kaku. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, Guru bisa melihat cara baru dalam belajar yang lebih fleksibel dan menyenangkan. Prinsip Merdeka Belajar ini membuat siswa bisa lebih bebas dalam menentukan cara dan tempo belajar mereka.Merdeka belajar memiliki konsep memberi kebebasan kepada siswa untuk belajar sesuai minat dan bakat mereka. Jadi, tidaksemua orang harus belajar dengan cara yang sama. Misalnya, ada siswa yang lebih suka belajar lewat praktik langsung, seperti berkebun atau membuat kerajinan tangan. Dengan Kurikulum Merdeka, siswa bisa lebih banyak melakukan aktivitas seperti itu, bukan hanya duduk di kelas dan mendengarkan guru. Bagaimana cara guru menerapkan prinsip ini di sekolah? Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pilihan kepada siswa. Misalnya, saat belajar tentang lingkungan, guru bisa menawarkan beberapa proyek yang berbeda. Ada yang bisa membuat poster, ada yang bisa menulis cerita, atau bahkan membuat video tentang cara menjaga lingkungan. Dengan begitu, siswa bisa memilih yang paling mereka suka dan sesuai dengan kemampuan mereka. Ini membuat siswa lebih semangat belajar karena siswa merasa terlibat langsung.

Kurikulum Merdeka memberikan ruang lebih besar bagi guru untuk merancang materi ajar yang lebih relevan dan menarik bagi siswa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan kritis dan kreatif yang sangat dibutuhkan di abad 21. Selain itu, Kurikulum Merdeka juga menekankan pentingnya pembentukan karakter siswa, yang diharapkan dapat membentuk siswa menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki empati terhadap sesama. Penting juga untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman. Ketika siswa merasa aman dan bebas untuk bertanya atau berbagi pendapat, siswa akan lebih aktif berpartisipasi. Guru bisa mengadakan diskusi kelompok kecil, di mana setiap siswa bisa menyampaikan ide-ide mereka tanpa merasa takut salah. Suasana seperti ini sangat mendukung prinsip Merdeka Belajar, karena siswa bisa belajar dari teman-teman mereka juga. Kurikulum Merdeka juga membuka peluang bagi kolaborasi antarkelas atau bahkan antarsekolah. Misalnya, siswa dari kelas yang berbeda bisa bekerja sama dalam proyek yang sama. Ini bukan hanya mengajarkan mereka tentang kerja sama, tetapi juga membuat mereka belajar dari pengalaman yang berbeda. Misalkan, siswa kelas 5 dan 6 bergabung untuk melakukan penelitian tentang flora dan fauna di lingkungan sekitar. Kerja sama ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mereka, tetapi juga membangun rasa kebersamaan.

Dari sisi penilaian, Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan dalam menentukan cara menilai siswa. Tidak hanya mengandalkan ujian, tetapi juga bisa menggunakan portofolio, presentasi, atau proyek yang telah mereka kerjakan. Dengan cara ini, guru bisa melihat sejauh mana perkembangan masing-masing siswa secara holistik. Tentu saja, semuanya tidak lepas dari peran guru. Guru harus peka dan siap beradaptasi dengan kebutuhan siswa. Mereka harus bisa menjadi fasilitator yang baik, membantu siswa menemukan cara belajar yang cocok untuk mereka. Selain itu, guru juga perlu terus belajar dan mengupdate pengetahuan mereka tentang metode pembelajaran yang inovatif. Menerapkan prinsip Merdeka Belajar dalam Kurikulum Merdeka bukan hanya menguntungkan siswa, tetapi juga para guru. Ketika siswa lebih aktif dan terlibat, proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. Peserta didik di kelas jadi lebih antusias dan bersemangat. Dengan begitu, pendidikan bisa berjalan lebih efektif dan menyenangkan. Jadi, mari kita dukung penerapan Kurikulum Merdeka dan prinsip Merdeka Belajar ini. Dengan cara, kita bisa menciptakan generasi muda yang lebih kreatif, mandiri, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Pendidikan yang menyenangkan adalah pendidikan yang akan diingat dan diaplikasikan oleh siswa seumur hidup.

Belajar yang lebih menarik di sekolah pada Kurikulum Merdeka ini, membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak sulit. Di sekolah, peserta didik bisa belajar dengan cara yang menyenangkan. Contohnya, waktu belajar tentang tumbuhan, guru tidak hanya menyuruh baca buku saja. Tetapi peserta didik bisa langsung praktek tanam tanaman di kebun sekolah. Atau saat belajar matematika, guru bisa mengajak bermain games dengan berhitung. Guru juga memberikan kesempatan peserta didik untuk:

1. Memberikan keleluasaan bertanya apapun yang ingin siswa ketahui
2. Memolehkan belajar sambil bermain atau bernyanyi
3. Membuat prakarya sesuai yang peserta didik suka
4. Cerita pengalaman di depan kelas
5. Kerja kelompok barsama teman-teman

Yang membuat lebuh menyenangkan pada kurikulum merdeka ini, PR untuk siswa tidak sebanyak dulu. Guru lebihmemberikan tugas yang bisa dikerjakan di sekolah. Jika ada PR, Guru memberikan yang menarik seperti membuat kerajinan bersama orang tua atau mengamati tanaman di rumah. Penilaianjuga tidak hanya dari hasil ujian saja. Tetapi Guru melihat bagaimana peserta didik:

1. Aktif di dalam kelas
2. Berbuat baik sesama teman
3. Rajin mengerjakan tugas
4. Berani tampil di depan kelas
5. Kreatif ketika membuat prakarya

 

Kesimpulan

Kurikulum Merdeka adalah inisiatif terbaru dari Kemendikbud yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, terutama setelah hasil survei PISA menunjukkan banyak siswa kesulitan dalam memahami materi dasar. Diluncurkan saat pandemi COVID-19 sebagai pengembangan dari Kurikulum Darurat, Kurikulum Merdeka kini telah diadopsi oleh sekitar 300 ribu sekolah dan dijadwalkan menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024.

Kurikulum ini mengedepankan prinsip Merdeka Belajar, yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sesuai minat dan bakat mereka. Dalam penerapannya, guru didorong untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman, memberikan pilihan dalam proyek, dan menggunakan metode penilaian yang beragam, tidak hanya mengandalkan ujian.

Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan menyenangkan, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat melahirkan generasi muda yang lebih kreatif, mandiri, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Melalui kegiatan praktis dan kolaboratif, siswa tidak hanya belajar secara akademis tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.

penulis : Samriana (mahasiswa Prodi PGMI IAIN Fattahul Muluk Papua)

 

Referensi

Rosa, N. (2023). Apa itu kurikulum merdeka? Ini pengertian & prinsip pembelajarannya. detikEdu. Diakses pada 26 Desember 2024, dari https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6818335/apa-itu-kurikulum-merdeka-ini-pengertian-prinsip-pembelajarannya

Makarim, N. A. (2024). Nadiem Makarim Pamit, Kebijakan Pendidikan Merdeka Belajar Jadi Warisan Utama di Kemendikbudriset. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Zarkasi, Imam. (2024). “Pengaruh Kurikulum Merdeka Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar”. Jurnal Kualitas Pendidikan, 2(2), hal 370.

Rahmawati, N. (2022). “Merdeka Belajar: Konsep dan Penerapannya dalam Pembelajaran”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 7(1), 23-34.

Prasetyo, A. (2021). “Peran Guru dalam Kurikulum Merdeka: Membangun Kreativitas Siswa”. Jurnal Ilmu Pendidikan, 8(3), 67-75.

Setiawan, B. (2020). “Kurikulum Merdeka: Mewujudkan Pembelajaran yang Menyenangkan”. Jurnal Pendidikan Indonesia, 6(4), 12-20.

Widiastuti, R. (2021). “Menerapkan Prinsip Merdeka Belajar di Kelas”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 9(2), 89-97.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Panduan Kurikulum Merdeka untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Kemdikbud.

Hidayati, N. (2022). “Kurikulum Merdeka dan Pembelajaran Berbasis Proyek di SD”. Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 10(1), 55-62.

Lestari, P. (2021). “Merdeka Belajar: Membangun Kemandirian Siswa di Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan dan Inovasi, 4(3), 34-42.

Nugroho, S. (2020). “Kurikulum Merdeka: Peluang dan Tantangan dalam Pendidikan”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 8(2), 78-85

Tinggalkan Balasan